Tiba-tiba WhatsApp Disebut Lebih Bahaya Daripada Starlink, Ada Apa?

Coltliq Ekajaya – 1tulah |

1TULAH.COM – Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi mengakui jika aplikasi perpesanan WhatsApp justru lebih berbahaya daripada layanan internet Starlink milik Elon Musk.

Hal tersebut diungkapkan Menkominfo ketika membahas kedaulatan data Starlink yang dikeluhkan Komisi I DPR RI. Ia menilai jika WhatsApp justru lebih berbahaya apabila dikaitkan dengan kedaulatan data.

“Kalau mau saya katakan, lebih berbahaya mana Starlink? Lebih bahaya WhatsApp,” katanya saat Rapat Kerja Kemenkominfo dan Komisi I DPR RI yang disiarkan secara virtual, Senin (10/6/2024).

Budi Arie mengatakan, dari 340 juta pengguna HP di Indonesia, 250 juta merupakan pengguna WhatsApp. Ia pun mempertanyakan kedaulatan data warga Indonesia yang justru selama ini telah dipegang WhatsApp.

“Di Indonesia, dari 340 juta pengguna HP, 250 juta adalah pengguna WhatsApp. Sekarang mau ditanya kedaultan data, mana? WA-WA (pesan WhatsApp) kita harus kita delete, kalau enggak kesimpan di sana. Berbahaya,” tudingnya.

Ia kembali menegaskan jika WhatsApp seharusnya paling disorot terkait kedaulatan data ketimbang layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk itu.

“Jadi kalau mau ngomong kedaulatan data, sudah 250 juta orang Indonesia di WhatsApp. Starlink paling baru 1.000-2.000. WhatsApp? 250 juta,” timpalnya.

Oleh karena itu, Kominfo akan mengatur terkait layanan OTT di Indonesia, termasuk WhatsApp. Ia mencanangkan agar WhatsApp mempunyai pusat data di Indonesia.

“Makanya soal OTT diatur, nanti kita (Kominfo dan DPR) perlu diskusi khusus. Ini soal kedaulatan, termasuk bagaimana mindahin data center-nya dia nih ke Indonesia,” tandasnya.

Sebelumnya Kementerian Kominfo juga mengakui jika kehadiran platform over the top (OTT) seperti WhatsApp, Google, hingga Netflix berdampak besar dalam bisnis operator seluler di Indonesia.

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemenkominfo, Ismail menuturkan kalau para platform OTT ini memanfaatkan infrastruktur yang dimiliki para pemain operator seluler macam Telkomsel, Indosat, XL Axiata, hingga Smartfren.

Berbanding terbalik, para operator seluler ini justru membutuhkan investasi yang sangat besar untuk membangun infrastruktur telekomunikasi seperti base transceiver station (BTS).

“Tren peningkatan revenue dan income mereka ini ternyata makin hari makin berat, tersaingi dengan over the top,” ujar Ismail saat konferensi pers di Kominfo, Minggu (14/1/2024).

“Industri ini memiliki tekanan yang sangat berat,” imbuh dia.

Sumber : Tiba-tiba WhatsApp Disebut Lebih Bahaya Daripada Starlink, Ada Apa?

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started